Dan
kesempatan yang sesekali terluang
Ku
kanvaskan raut wajahnya ditunjang warna.
Sekian
lama ku kagumi mongel senyumnya
Dan
kesempatan yang sesekali datang
Mengirim
senyum yang hinggap dipelupuk mata.
Sekian
lama kurindukan lenggok santunya
Dan
kesempatan yang sesekali datang
Menembuskan
sejalur kerinduan
Apakah
yang lebih tenang selain lirikan lembut
Bola
mata yang bening.
Tapi,
ketika aku terkaku
Menganyam
realiti
Tiba-tiba
saja raut wajah menjadi kering
Kuntum-kuntum
senyum pun gugur
Dan
lirikan mata pun menjadi seliar angin.
Tapi,
ketika aku terkaku
Menganyam
sendu
Ada;lah
pedih yang menikam kalbu
Menghancurkan
mimpi-mimpi lalu.
Gulau, Sik,
Kedah
07.07.1996
No comments:
Post a Comment