Malam
tadi
Engkau
datang lagi tanpa senyum
Wajah
sugul menyorot resah.
Tidak
karuan aku
Menerima
kedatangan yang tiba-tiba
Bagi
alam nyata.
Airmata
bertukar menjadi
Penutur
bicara
Dibungkam
bait puisi luka.
Pun
engkaukah itu ?
Masih
menyulam setia
Secangkir
perasaan
Bersarang
bersama muram dan kasih sayang
Hadirmu
yang semakin kerap
Saban
malam.
Di
saat sepi menjadi teman
Menjadi
penawar mujarab hadirmu
Biar
senyum semakin jarang
Terpahat
pada basah bibir
Yang
mendatang.
Butterworth,
Pulau Pinang,
November
1993
No comments:
Post a Comment